Bahagian 2
Hanya bangsa Yahudi bangsa yang mulia ......
Hanya bangsa Yahudi bangsa yang mulia ......
1. Pengenalan
Agama
bangsa yahudi diperoleh dari Ibrahim a.s, melalui jalur keturunan anaknya Ishak.
Agama Yahudi adalah agama yang dibangsakan kepada bangsa Yahudi yang menjadi
penganut kepada agama ini.
Menurut
Al-Kitab asal usul bangsa Yahudi adalah keturunan salah satu cabang ras Semitik
kuno yang berbahasa Ibrani (kejadian 10:1, 21-32; 1), (tawarikh 1:17-28, 34;
2:1,2). Hampir 4000 tahun yang lalu, Ibrahim iaitu nenek moyang mereka berimigrasi
dari kota besar Ur Kasdim yang sangat makmur di Sumeria ke negeri Kana’an. Darinya
susur galur keturunan orang Yahudi dimulai dengan Ishak puteranya dan Ya’kub
cucunya yang namanya diubah menjadi Israel (kejadian 32:27-29).
Nabi
Ya’kub menikah dengan dua orang sepupunya (dari sebelah ibu), iaitu Liah dan
Rahil, kemudian menikah lagi dengan Zilfah dan Bilhah. Dari keempat isterinya,
ia mendapatkan 12 orang anak lelaki yang kemudiannya menjadi pemimpin 12 suku,
di antaranya ialah :
- Dari Liah melahirkan Raubin, Syam’un, Lawi (dari keturunannya lahir Nabi Musa), Yahuza/ Yehuda (dari namanya diambil nama ‘Yahudi’), Yassakir, dan Zabulun.
- Dari Rahil melahirkan Yusuf dan Benyamin.
- Dari Zilfah melahirkan Jad dan Asyir.
- Dari Bilhah melahirkan Dan dan Naftali.
Agama
ini percaya pada keesaan Tuhan secara mutlak (monoteis) dan menganggap Allah campurtangan
dalam sejarah manusia, khususnya berkenaan dengan orang Yahudi. Ibadat
bangsa Yahudi berkait dengan beberapa perayaan tahunan dan berbagai
kebiasaan. Meskipun tidak ada kepercayaan atau prinsip yang diterima oleh
semua orang yahudi tentang keesaan Allah yang dinyatakan dalam Shema,
iaitu doa berdasarkan kitab Ulangan 6:4, merupakan bahagian terpenting ibadah
sinagoge (suatu perhimpunan atau jemaah Yahudi untuk tujuan ibadat agama) :
Perenggan Pertama dan yang utama dalam Shema |
Pada mulanya Nabi Musa as mengajarkan kepada umatnya tentang ada dan Esa-Nya Allah. Tetapi ajaran murni ini akhirnya berubah kerana sifat “exclusive nasionalistic” penganutnya. Perubahan tersebut dapat dilihat dari sumber utama Syahadat mereka “Shema Yisrael, Adonai alaheynu Adonai achud” Ulangan : yang di dalam pelaksanaannya rasa kebangsaan di atas segalanya sehingga keesaan Allah sendiri menjadi kabur.
Ajarannya disebut “Yudaisme” kerana bersifat ke-bangsa-an dan khusus untuk bangsa Yahudi atau Bani Israel, iaitu ajaran yang berasal dari agama yang diturunkan Allah untuk bani Israel dengan perantaraan utusan-Nya iaitu Musa a.s Kitab sucinya dinamakan Thaurat (wasiat lama). Versi yang asli (asal) tidak ditemui lagi sekarang.
2. Dasar-dasar Agama Yahudi
Ajaran Yudaisme tidak menyebut adanya hari kiamat, akhirat, siksaan pada hari akhirat dan pembalasan dalam bentuk pahala. Mereka tidak membicarakan keselamatan peribadi penganut-penganut ajaran mereka. Kepada mereka selalu diindoktrinasikan (diberi gambaran) adanya kejayaan yang abadi di Palestine sebagai negara yang dijanjikan Tuhan bagi minoriti bangsa Yahudi, satu-satunya umat yang mewarisi bumi Tuhan sebagai umat yang terpilih.
Keganasan mereka melebihi keganasan haiwan |
Peribadahan mereka dilakukan terutama pada hari Sabtu mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Segala pekerjaan tangan seperti menyalakan lampu, memadamkan api dan lain-lainnya terlarang pada hari tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan di atas diberikan amaran keras. Mereka dianjurkan berjamaah dengan sekurang-kurangnya 10 orang dan dilakukan tiga kali sehari. Sebelum solat mereka juga berhadas dan mengambil wudhu. Di dalam solat mereka diharuskan memakai penutup kepala.
Puasa mereka dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti “Yom Kippur” selama 24 jam, tanggal 10 bulan Tishri dan setiap hari Isnin dan khamis. Di dalam kitab Imamat orang Lewi Thaurat [10]: [9], [10]: [11] minuman yang memabukkan terlarang untuk setiap penganut ajaran Yudaisme. Larangan ini tidak pernah diperdulikan malah minuman keras merupakan suatu keharusan dalam upacara-upacara keagamaan dan mereka meminumnya pada nama Tuhan.
Setiap orang yahudi tidak memiliki kewajiban untuk menyampaikan ajaran mereka kepada orang-orang yang bukan keturunan Yahudi sehingga ajaran mereka bersifat “non missionary “. Orang Yahudi tidak mengakui Nabi Isa a.s Mereka menentang sekali ketuhanan Isa atau Yesus yang diajarkan oleh agama Kristian. Juga tidak mengenal pusat agama (hirarki gereja).
3. Konsep Ketuhanan
Yahudi adalah salah satu agama yang menganggap dirinya sebagai agama yang Monotheisme, iaitu mengakui hanya satu Tuhan Yang disembah.
Umat Yahudi termasuk kaum musyabbihah, iaitu kaum yang menyerupakan Allah dengan makhluk, sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal I :
“Allah berkata: ”Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Kami, seperti serupaan dari Kami.“
Sehingga apa saja yang boleh terjadi pada manusia, juga boleh dialami oleh Allah. Bahkan dalam keyakinan orang-orang Yahudi, Allah juga mengalami kepenatan dan keletihan sehingga harus berehat sebagaimana tersebut dalam Taurat pada Kitab Kejadian Pasal II :
“Allah menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Dia berehat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia kerjakan.”
Demikian umat Yahudi meyakini tentang Allah Ta’ala, iaitu dengan keyakinan model kaum musyabbihah. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sifatkan.
Bahkan tidak hanya meyakini keserupaan Allah dengan makhluk, mereka pun mensifati Allah ta’ala dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi Allah, seperti kikir, miskin, boleh diperdaya dan lain-lain. Sebagaimana diberitakan oleh Allah Ta’ala :
“Orang-orang Yahudi berkata :”Tangan Allah terbelenggu (yakni kikir)”, (Qs. Al-Maidah: 64)
Berkata Ibnu ‘Abbas :
“Mereka tidak memaksudkan dengan kata mereka itu bahwa tangan Allah terikat tetapi mereka akan mengatakan : ”Kikir, menahan apa yang ada di sisi-Nya. Maha tinggi Allah dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang besar.”
Demikian pula tafsir dari ‘Ikrimah, Qotadah, As-Sudi, Mujahid, Adh-Dhohhak dan lain-lainnya.
Maka Allah pun membantah ucapan mereka :
“Tangan mereka itu sebenarnya yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas apa yang mereka telah katakan. Bahkan kedua tangan-Nya terbentang, Dia menafkahkan sebagaimana yang Dia kehendaki. ” (Qs. Al-Maidah: 64)
“Berkata Ibnu Jarir Ath-Thobari: “Ayat ini dan ayat setelahnya turun berkenaan dengan sebahagian orang Yahudi yang ada pada zaman Nabi. Iaitu mereka mengatakan demikian karena Allah Ta’ala dalam banyak ayat memerintakan manusia untuk berinfaq. Lalu muncullah anggapan buruk orang-orang Yahudi yang terkenal kikir, bahawa Allah itu miskin sehingga memerlukan kepada harta manusia. Ini adalah alasan yang paling buruk untuk menolak berinfaq, dan lebih jauh lagi adalah alasan untuk menolak masuk ke dalam agama Islam.
Begitulah orang-orang Yahudi yang tidak hanya menyamakan Allah dengan makhluk, tetapi juga menyamakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak, bahkan menghina Allah Ta’ala. Namun pada saat yang sama, mereka mengaku sebagai kekasih Allah.
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani berkata:” Kami adalah anak-anak Allah dam kekasih-kekasih-Nya. “(Qs. Al-Maidah: 18)
Bahkan mereka menyakini bahwa mereka tercipta dari unsur-unsur Allah sedangkan manusia selain bangsa Yahudi mereka yakini berasal dari tanah syaitan atau tanah najis. Oleh karena itu mereka menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan yang layak memimpin dunia sedangkan bangsa-bangsa lainnya mereka yakini sebagai bangsa yang harus menjadi hamba kepada mereka. Bertolak dari pemikiran yang buruk ini lahirlah doktrin Zionisme dengan protokolnya digunakan mewujudkan mimpi gila orang-orang Yahudi ini.
Dalam keadaan demikian, mereka yakin bakal masuk surga.
”Mereka berkata: “Tidak akan pernah boleh masuk syurga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi pada Nashrani.” (Qs. Al-Baqoroh: 111)
Maka Allah pun membantah mereka dengan firman-Nya :
“Itulah angan-angan kosong mereka, katakan: “Datangkan bukti ucapan kalian kalau memang kalian benar.” (Qs. Al-Baqoroh: 111).
Dalam ayat yang lain Allah menyatakan :
“Katakan : ”Bila khusus hanya untuk kalian saja negeri Akhirat yang ada di sisi Allah, bukan untuk manusia yang lain, maka inginkanlah kematian bila kalian memang orang-orang yang benar.“ Mereka sekali-kali tidak akan pernah menginginkan kematian itu selama-lamanya kerana kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat, dan Allah Maha Mengetahui terhadap orang-orang yang berbuatan zhalim.“ (Qs. Al-Baqoroh: 94 – 95)
Mungkinkah tembok batu yang mereka bina sebenarnya adalah kolam besar yang akan menenggelamkan kaum yahudi bila berlaku tsunami atau banjir besar kelak? |
Dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Allah memiliki anak, iaitu Uzair (Ezra). Uzair adalah seorang soleh yang hafal kitab Taurat, kemudian Allah mematikannya selama 100 tahun. Ketika hidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab Taurat telah hancur kerana serbuan dari Bukhtunshir. Maka Ezra membawa bukti akan keberadaan dirinya dengan menampilkan hafalan Tauratnya, lalu mereka meyakini Uzair sebagai anak Allah, dan mereka pun menyembahnya. Uzair datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rasul utusan Allah, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, iaitu hanya dengan hafalannya, maka Uzair lebih tinggi kedudukannya dari Musa. Ketika itulah orang-orang Yahudi memujanya dengan anggapan kalau Musa bukan nabi. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi (Bani Israel).
Rujukan :
1. http://peperonity.com/go/sites/mview/syahran7/12204781
2. Achmad Salaby, Agama Yahudi
3. http://dakwah.net46.net
4. Rikiseptiawan.blogspot.com/2010/07/konsep-ketuhanan-agama-yahudi.html
5. https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/shema.html
0 ulasan:
Catat Ulasan